ayokegunungkidul

Lampu Antik buatan Semin, Gunungkidul “Nuansa klasik dan kekunoan langsung terasa begitu memasuki pekarangan rumah H Rusmani di Padukuhan Garotan, Kalurahan Bendung, Semin. Beragam lampu antik dengan aneka variasi ukiran bergelantungan di ruang tamu rumahnya semakin menambah kesan anggun, elegan dan berwibawa di hunian tersebut. Lampu antik seperti ini sudah jarang yang memproduksi, bahkan di […]

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dapat dikatakan sebagai salah satu ‘lumbung ternak’ di Indonesia. Terdapat beberapa pusat ternak sapi yang bisa menjadi perhatian para pelaku industri peternakan, salah satunya yang berada di Gunungkidul, yakni Pasar Munggi. Pasar Munggi adalah pasar hewan terbesar kedua setelah Pasar Siyono Harjo di Kapanewon Playen. Pasar yang telah berdiri sejak tahun

Selain Pariwisata dan Pertanian, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, juga memiliki sentra suplai sapi yang cukup besar dan dapat menjadi pilihan para peternak, yaitu pasar Siyono Harjo. Pasar Hewan Siyono Harjo terletak di Bulak Sepat Padukuhan Siyono Tengah, Kalurahan Logandeng, Kapanewon Playen. Pasar hewan ini memiliki luas areal yang lumayan besar yaitu sekitar 5 hektar. Pasar

Janur Kembar Mayang merupakan salah satu hiasan diacara resepsi pernikahan sebagian Masyarakat Gunungkidul,  Daerah Istimewa Yogyakarta. biasanya Janur Kembar Mayang dibuat pada malam hari sebelum resepsi pernikahan berlangsung. Dinamakan Kembar Mayang sebab jumlahnya ada 2 buah dan diletakan disebelah kiri dan kanan. Adapun bahan yang diperlukan untuk membuat Janur Kembar Mayang adalah gedebog pisang, janur

Muhammad Yusuf Anshor Khoirudin atau yang lebih dikenal dengan Ki Yusuf Anshor, merupakan dalang remaja asal Padukuhan Jeruklegi, Kalurahan Katongan, Kapanewon Nglipar, Gunungkidul,  Daerah Istimewa Yogyakarta. Namanya belakangan kian tersohor dalam jagat seni budaya khususnya dunia wayang kulit. Anak dari pasangan Karyanto dan Sukarmi ini masih berumur 15 tahun. Kendati umurnya masih belia, ia telah

Wayang merupakan salah budaya Jawa yang keberadaannya masih tetap eksis dipertontonkan ditengah masyarakat. Selain wayang kulit, ada pula Wayang Beber yang terbilang unik dan berbeda dengan wayang lainnya. Meski kurang begitu dikenal dibanding dengan wayang kulit, namun Wayang Beber tetap terus mengalami perkembangan. Salah satu Dalang Wayang Beber, Ki Hariyanto menjelaskan bahwa wayang beber merupakan

Jamaah Seni Islami Kamilasyada merupakan salah satu grup asal Kabupaten Gunungkidul,  Daerah Istimewa Yogyakartam yang sering tampil membawakan campursari bernuansa islami. Hal ini merupakan salah satu metode mereka dalam berdakwah. Mereka menilai dengan berdakwah melalui kesenian campursari lebih mudah dipahami oleh masyarakat. Ustadz Jayadi selaku pemimpin Jamaah seni islami Kamilasyada mengatakan bahwa dulunya grupnya itu

Kesenian campursari saat ini menjadi salah satu seni pertunjukan yang cukup digemari oleh masyarakat Jawa. Berbagai acara yang digelar masyarakat, campursari menjadi salah satu pilihan utama sebagai sajian hiburan merakyat. Bahkan tak jarang pelaku seni musik campursari diundang tampil hingga luar kota, bahkan luar negeri. Seiring perkembangan dan meningkatnya permintaan masyarakat, banyak pemain berbakat muncul

Wisata Pemancingan Tersembunyi Obyek wisata minat khusus masih saja bermunculan di Bumi Gunungkidul. Selain air terjun dan goa, terdapat sejumlah tempat wisata yang tidak kalah ampuh sebagai pelepas penat. Seperti Telaga Kemuning di Padukuhan Kemuning, Kalurahan Bunder, Patuk, Gunungkidul,  Daerah Istimewa Yogyakarta. Obyek wisata yang satu ini merupakan wisata pemancingan yang berada diantara hutan asri.

Akhir pekan menjadi saat yang tepat menyisihkan waktu untuk berlibur bersama teman atau keluarga. Menikmati pemandangan alam menjadi alternatif untuk merefleksikan sejenak pikiran yang suntuk dengan aktivitas sehari-hari. Ketersediaan me time semacam ini diyakini bisa membawa keseimbangan bagi manusia modern yang saat ini banyak disibukan dengan aktifitas super padat yang harus dijalaninya. Salah satu yang