Gunungkidul,– Memasuki musim kemarau dipastikan sejumlah wilayah di Kabupaten Gunungkidul mengalami kesulitan air bersih. Guna mempermudah masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan air, pemerintah menyiapkan anggaran hingga ratusan juta untuk pengadaan air bersih.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Purwono mengatakan, pada tahun 2024 ini pihaknya menyediakan anggaran sebesar Rp300 juta untuk pengadaan air bersih. Anggaran tersebut mampu mencukupi kebutuhan air bersih sebanyak 1000 tangki air.
“Kami sediakan anggaran Rp300 juta untuk penanganan kekeringan di daerah pada musim kemarau ini. Jumlah tersebut mampu mencukupi sekitar 1000 tangki air bersih dengan kapasitas 5000 liter per tangkinya,” ucap Purwono.
Selain dari BPBD, beberapa kapanewon ada yang memiliki anggaran untuk menangani kekeringan di daerah masing-masing. Pagu anggaran setiap kapanewon pun berbeda disesuaikan dengan kondisi daerah dan jumlah penduduk di wilayah tersebut yang berpotensi terdampak kekeringan.
“Kalau kapanewon yang memiliki anggaran sendiri untuk droping air yaitu Purwosari, Panggang, Paliyan,Tanjungsari, Tepus, Rongkop, dan Girisbo,” sambungnya.
Menjelang akhir Mei 2024 ini, sudah ada beberapa Kapanewon yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Para warga pun sudah mulai membeli air secara mandiri. Termasuk melaporkannya ke pemerintah untuk mendapatkan bantuan air bersih.
“Info yang kami terima sudah ada 1 Padukuhan di Kalurahan Giripanggung, Kapanewon Tepus yang melaporkan kekeringan dan sulit mendapatkan air bersih,” papar dia.
“Kami juga masih terus melakukan update di tiap-tiap wilayah apakah sudah mulai kesulitan air atau belum. Nanti jika sudah ada permintaan dari warga akan segera kami mulai penyaluran (dropping) ke lokasi,” jelas Purwono.
Sementara itu, Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengatakan, pemetaan daerah rawan kekeringan telah dilakukan oleh BPBD Gunungkidul. Adapun hasil dari pemetaan ini dimaksudkan untuk penanganan saat kekeringan sudah mulai meluas. Pihaknya menghimbau pada masyarakat jika sudah kesulitan dalam mendapatkan air bersih segera melapor ke pemerintah dan mengajukan bantuan droping air.
“Sekarang tidak hanya BPBD saja yang bisa menyalurkan bantuan air bersih (droping) tapi ada beberapa kapanewon yang bisa menyalurkan bantuan menggunakan anggaran yang mereka miliki. Masyarakat bisa saja melapor untuk mendapatkan air bersih,” tutup Sunaryanta.