GUNUNGKIDUL,– Semarak. Rasulan di kalurahan Baleharjo cukup meriah. Banyak event pertunjukan digelar oleh masyarakat. Mulai dari kirab budaya, ketoprak, wayang kulit, serta pertunjukan beberapa kesenian rakyat. Meskipun terletak di wilayah perkotaan, Kalurahan Baleharjo, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul senantiasa mempertahankan tradisi bersih desa atau rasulan. Bersih desa digelar melibatkan 4 padukuhan yakni Wukirsari, Mulyosari, Rejosari dan Purwosari.
“Apresiasi yang tinggi kepada Pemdes Baleharjo yang tetap konsisten menggelar berbagai tradisi budaya meski berada di tengah kota,” kata Bupati Gunungkidul Sunaryanta saat menghadiri kenduri di Balai Kalurahan Baleharjo, Senin (13/5/2024).
Sunaryanta juga mengatakan, bersih desa atau rasul menjadi ajang berkumpulnya masyarakat. Rasulan diharapkan menjadi momentum menjaga kebersamaan dan upaya merawat bangsa dan negara serta Gunungkidul.
“Rasulan menjadi ajang bertemunya masyarakat dengan para pejabat, masyarakat dengan warga lainnya dalam nuansa kebersamaan dan gotong-royong,” tegasnya.
Dalam kesempatan ini Sunaryanta berharap kegiatan tradisi ini terus dilaksanakan setiap tahunnya. Tradisi atau budaya yang tetap dilestarikan di tengah masyarakat yang heterogen akan mempu menjadi perekat perbedaan.
“Dari masyarakat kota seperti ini biasanya pengaruh budaya luar akan muncul. Namun, semua dapat dipilah dan yang baik melebur menjadi satu,” paparnya.
Lurah Baleharjo Agus Sulistyo mengatakan, pelaksanaan bersih desa dilaksanakan setiap Senin Kliwon (tanggalan jawa). Menurut Agus tahun ini banyak kesenian tradisional aseli Kalurahan Baleharjo yang disuguhkan guna meramaikan kirab budaya, salah satu agenda penyemarak rasulan.
Agus juga mengatakan, bersih desa tahun ini mengambil tema Baleharjo Ayem Tentrem. Tema ini menjadi harapan dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat.
“Kirab budaya sudah kita gelar Minggu 12 Mei 2024 diikuti oleh 4 padukuhan. Kegiatan ini salah satu acara yang dinantikan masyarakat,” paparnya.