GUNUNGKIDUL,— Sektor pertanian di Gunungkidul menjadi salah satu sektor paling mampu bertahan dengan berbagai faktor yang dapat memporak-porandakan perekonomian.
Buktinya, meski terkena dampak COVID19 sektor pertanian mampu menjadi unsur pembentuk Produk Domestik Regional Bruto yang kokoh.
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul tiap tahun pun mengalokasikan anggaran guna mendukung sektor pertanian. Diantaranta dalam hal fasilitasi alat mesin pertanian (Alsintan).
Dalam sebuah kesempatan, Bupati Gunungkidul, Sunaryanta menegaskan bahwa petanian menjadi gawang ketahanan pangan Gunungkidul.
Banyak program digagasm diantaranya berupa ‘pekan tani’ yang diselenggarakan Dinas Pertanian dan Oangan (DPP) Gunungkidul. Agenda ini menjadi bagian program yang bertujuan untuk mendukung keberlangsungan usaha bidang tanaman hias, produk pertanian serta UMKM Pertanian secara luas.
Apabila produktivitas pertanian meningkat, sambungnya, ketersediaan pangan terjaga. Dengan begitu risiko inflasi dapat ditekan.
Digitalisasi Bidang Pertanian
Bupati Gunungkidul Sunaryanta juga pernah menyerahkan Apilkasi Nontunai Qris atau system pembayaran digital kepada peserta Pekan Tani sebagai salah satu langkah digitalisasi bidang pertanian. Diserahkan pula sertifikat P4S kepada Semaul Jamur Centre dari Bleberan, Playen belum lama ini.
Sunaryanta yakin apabila produktivitas pertanian meningkat, inflasi yang terjadi dapat dikendalikan. Lebih-lebih, aneka bahan pangan lokal juga turut diangkat agar kelestariannya terjaga.