wota wati

Dusun Wota-Wati Akan Dikembangkan jadi Desa Wisata

GUNUNGKIDUL,– Dusun Wota-wati di Kalurahan Pucung, Kapanewon Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, DIY akan dikembangkan menjadi desa wisata.

Rencana tersebut diawali dengan dengan Direktur Jendral Perimbangan Keuangan, Kementrian Keuangan Republik Indonesia, Luky Alfifman bersama Bupati Gunungkidul Sunaryanta, pada Selasa (19/12/2023).

“Dusun ini (Wota-wati) memiliki potensi yang unik dan berdurasi peradaban, berada di Bengawan Solo Purba,” kata Luky Alfifman.

Luky menambahkan, untuk melihat kesiapan pembangunan wilayah Padukuhan Wota-Wati yang akan dikembangkan sebagai desa wisata. Pembangunan kawasan ini akan menggunakan dana yang bersumber dari Dana Keistimewaan (Danais).

“Saya lihat masterplan sudah ada yang dibuat Dinas Pariwisata Propinsi,” kata Luky.

Pihaknya juga mengatakan, sebelum masterplan direalisasikan, Luky berharap masyarakat mulai merubah mindset atau pola pikir mampu menjadi pelayan wisatawan yang berkunjung ke Wota wati.

“Keunikan dan keunggulan desa ini harus dimanfaatkan karena ini tidak dimiliki desa lain. Apalagi akan mengarah ke pariwisata,” katanya.

Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengatakan, pembangunan Desa Wisata Wota Wati diharapkan menjadi mendongkrak ekonomi di Kalurahan Pucung. Menurut Bupati, keseimbangan ekonomi belum sepenuhnya merata tumbuh ditengah masyarakat.

“Mulai dipetakan potensi, pengelolaan UMKM, ini nantinya yang akan memberikan dampak positif terhadap aktifitas ekonomi di Wota Wati,” paparnya.

Bupati juga meminta masyarakat memperkuat Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menyambut desa wisata. Nantinya tidak hanya warga lokal yang akan berkunjung tetapi wisatawan domestik dan luar negeri.

“Jangan sampai SDM tidak siap justru malah dikuasai masyarakat luar,” papar bupati.

Lurah Pucung Estu Dwiyono mengatakan, Dusun Wota Wati terdapat empat RT, dan dihuni oleh 80 Kepala Keluarga. Mata pencaharian penduduk 90 persen adalah petani. Sehingga dibutuhkan pendampingan ekstra terhadap masyarakat.

“Potensi kami miliki sangat lengkap, ada kebudayaan, pertanian, kerajinan, dan kuliner,” katanya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *