Urap Daun Kancu yang Nikmat

Seruan ‘farm to table’ atau makan dari kebun menjadi sebuah ajakan baru yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat perkotaan. Hal ini menjadi semacam gerakan baru bagaimana sebagai konsumen perlu mengetahui asal muasal makanan yang dikonsumsi berasal dari mana dan diproduksi seperti apa (traceability).
Makan dari kebun sebetulnya adalah konsep kuno, bahkan sedari awal manusia memang hidup dan mengkonsumsi apa yang ada di sekitarnya. Namun karena perkembangan zaman modern, terbentuklah ruang-ruang bernama desa dan kota. Di Gunungkidul, ‘farm-to-table’ adalah hal yang sangat lumrah, makan dari kebun bukan menjadi hal yang istimewa, karena hal ini sudah dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. ‘Ngramban’ menjadi satu istilah yang sering digunakan warga Gunungkidul untuk menunjukkan aktivitas mengambil bahan-bahan makanan dari sekitar yang berupa dedaunan.
Salah satu tanaman yang seringkali menjadi target ramban di pekarangan adalah daun ‘peli kancu‘ atau ‘tayuman‘ atau ‘gedaglek‘ atau daun ‘kupu-kupu’ yang tumbuh hampir di setiap pekarangan rumah orang Gunungkidul. Kancu biasanya ditanam berjejer mengelilingi rumah hingga menjadi pagar hidup bagi pekarangan.
Daun Kancu tersebut bisa diolah menjadi berbagai menu makanan, salah satunya adalah gudangan atau Urap.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *