Rinding Gumbeng adalah kesenian asli Gunungkidul. Berkembang di Padukuhan Duren, Kalurahan Beji, Kapanewon Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Rinding gumbeng terdiri dari enam penabuh alat musik gumbeng, enam peniup rinding dan tiga penyanyi perempuan yang biasa disebut dengan istilah penyekar.
Rinding dan gumbeng sendiri merupakan dua jenis alat musik yang terbuat dari bambu. Cara memainkannya, Rinding ditiup, maka gumbeng adalah alat musik yang ditabuh atau dipukul.
Sementara itu, kostum yang dikenakan oleh para pemain Rinding Gumbeng hanyalah baju dan celana warna hitam dengan ikat kepala dari kain batik. Untuk para penyekar, kostum yang dipakai adalah kebaya khas petani desa dengan kain lurik dan juga caping bambu.
Pada mulanya, rinding gumbeng ini dimainkan seusai masyarakat merayakan panen pertama. Kala itu masyarakat mengarak hasil bumi terbaik dengan diiringi musik rinding gumbeng yang meriah.
Selain sebagai kesenian yang mampu menghibur masyarakat, Rinding Gumbeng juga mengandung kearifan sosial mengenai etos kerja rakyat Gunungkidul. Sederhana, ulet dan dekat dengan alam, merupakan tiga hal yang ingin disampaikan melalui alat musik Rinding Gumbeng. Berbahan dasar bambu dan tidak neko-neko melambangkan kesederhanaan dan kedekatan dengan alam.