Besek merupakan kerajinan anyaman bambu yang berfungsi sebagai tempat nasi, sayur dan lauk pauk. Besek mempunyai ukuran dan bentuk besek beragam. Bagi sebagian masyarakat Gunungkidul, esek biasa digunakan dalam acara selamatan sebagai wadah berkat.
Pada umumnya besek dibuat oleh ibu-ibu. Proses pembuatan besek membutuhkan waktu yang tidak singkat serta membutuhkan kejelian dan kesabaran. Dimulai dari pemilihan beberapa batang bambu, dimana satu batang bambu biasanya dapat menghasilkan 40 besek (20 tangkep atau 20 stel-wadah dan tutupnya). Sedangkan untuk bambu ukuran besar dan panjang bisa menghasilkan 60-80 besek (30-40 tangkep).
Bambu-bambu tersebut dijemur. Setelah itu dibelah-belah dan dijadikan anyaman dasar atau disebut wiwit. Lalu, belahan-belahan bambu tersebut dianyam membentuk kotak. digabungkan antara wadah dan tutupnya dan ditata dengan rapi.
Desa perajin besek di Gunungkidul diantaranya adalah di Kalurahan Mertelu dan Hargomulyo di Kapanewon Gedangsari. Kerajinan itu pula yang turut menghidupi mereka, di sela-sela bercocok tanam di ladang maupun sawah. Bahkan, bagi sebagian orang, kerajinan ini sudah menjadi semacam mata pencaharian pokok.
Tidak mengherankan jika hampir semua orang khususnya perempuan di desa ini bisa menganyam besek sejak mereka masih kanak-kanak. Hampir semua orang dewasa di tempat itu memang perajin besek. Desa penghasil kerajinan bambu yang lain adalah Kalurahan Sodo, Kapanewon Paliyan, Gunungkidul.