Cerita dibalik Sendang, Bejiarjo

Di Pedukuhan Kulwo, Kalurahan Bejiharjo ada sebuah cerita rakyat yang berkaitan dengan putra mahkota Raja Malawapati yaitu Anglingdarmo. Dimana beliau diperintahkan oleh orangtuanya untuk meningkatkan ilmu beladiri. Lalu ia mencari guru di seluruh tanah Jawa ditemani oleh dua abdi setianya yakni Kyai Senggolo dan Kyai Septo.
Sampailah di suatu tempat bernama Gunung Sungging Ketika Anglingdarmo meninggalkan Gunung Sungging, kedua abdinya tetap berada di tempat tersebut sampai akhir hayatnya. Tidak jauh dari Gunung Sungging terdapat sebuah dusun bernama Kulwo. Di dusun tersebut ada Sendang Beji dan Telaga Banyubening Telaga ini adalah tempat mandi putri Nawangwulan.
Di barat daya Gunung Sungging ada sebuah gua bernama Bendogrowong. Raja yang menempati tempat tersebut namanya Baurekso yang mempunyai anak perempuan bernama Nawangsih. Putrinya meminta ayahnya untuk mencarikan suami Sehingga Baurekso memerintahkan Ki Patih untuk mencari pemuda yang diinginkan putrinya.
Akhirnya Ki Patih berhasil menemui dan mengajak Anglingdarmo ke Gua Bendogrowong. Di sinilah Anglingdarmo terpaksa ditunangkan oleh Nawangsih demi keselamatan dirinya dan ia mencari akal untuk pergi dari Gua Bendogrowong agar batal menikah. Akhirnya ia meminta ijin kepada Baurekso untuk pergi merantau dengan alasan ingin menambah ilmu, Kemudian Anglingdarmo pergi menuju gua yang bernama Gua Glatik Sampai sekarang Gua Glatik masih ada tetapi pada mulut guanya banyak ditumbuhi pohon liar.
Di Gua Glatik ia ditemui seekor ular naga bernama Nagaraja. Kemudian ia menceritakan keadaan dirinya yang ingin menghindari Baurekso dan membatalkan pertunangannya dengan Nawangsih. Nagaraja bersedia untuk membantu, lalu nagaraja langsung berangkat ke Gua Bendogrowong melalui bawah tanah dan beberapa kali muncul ke permukaan tanah.
Tempat-tempat Nagaraja muncul ke permukaan tanah menjadi mata air. Mata air itu ada tujuh yaitu Pindul, Gedong, Sendang Beji, Banyumata, Sendang Buntung. Kali Selang Banyubening. Sampai di Gua Bendogrowong Nagaraja langsung berperang melawan Baurekso. Akhirnya Baurekso kalah dan putrinya bunuh diri. Mendengar kekalahan Baurekso, Anglingdarmo sangat lega dan ia segera menemui Nawangwulan dan kembali ke Negeri Mlawapati.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *