Petilasan Kembang Lampir di Padukuhan Blimbing, Kalurahan Girisekar, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu tempat yang “Istimewa” bagi Kraton Kasultanan Yogyakarta. Berdasar historis tempat ini dikenal sebagai tempat semedi Ki Ageng Pemanahan, pendiri Kerajaran Mataram.
Sebagai bentuk pelestarian pembangunan petilasan pertama kali dilakukan oleh Sri Sultan Sultan Hamengkubuwono IX pada tahun 1971-1977. Di samping itu Kasultanan Yogyakarta juga menempatkan abdi dalem yang bertugas mengurusi tempat tersebut.
Pembangunan dilanjutkan oleh Sultan Hamengkubuwono X yakni membangun kamar mandi, dapur dan bangunan untuk juru kunci. Pada tahun 2017 ada tiga abdi dalem yakni Mas Lurah Suraksa Sekarsari: Bekel Sepuh Suraksa Cempakasari dan Bekel Enom Suraksa Puspitasari.
Bangunan yang ada di petilasan itu antara lain: bangunan induk (Bangsal Proboyekso) sebagai tempat penyimpanan pusaka yang berujud mahkota, Proboyekso berupa bangunan terbuka dan diberi penutup (diberi dinding / kotangan) yang terbuat dari kayu setinggi kurang lebih 1,25 cm.
Ada juga Bangsal Paseban yang berada di kanan kiri tangga di bagian atas. Paseban berupa bangunan terbuka. Paseban bagian kanan konon diperuntukkan bagi Kanjeng Ratu Kidul. Paseban di sisi kiri diperuntukkan bagi Panembahan Senopati. Paseban kiri sekarang dipakai untuk para pengunjung yang melakukan tirakat.
Sedangkan Pertapaan di atas bukit, saat ini diberi pagar dari bambu dan dibuat mirip kandang. Pengunjung juga tidak diperbolehkan masuk di pertapaan tersebut.