Banyak ragam kesenian yang berkembang di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. salah satu kesenian yang masih lestari dan dimainkan banyak group di berbagai wilayah Gunungkidul salah satunya reog.
Reog gagrak Gunungkidul juga dikenal sebagai Reog Kaprajuritan. Reog merupakan salah satu pertunjukan kesenian rakyat tradisional yang masih eksis di pelosok perdesaan Gunungkidul. Ciri khas paling menonjol reog kaprajuritan adalah pada adegan tarian yang meniru gerak kegagahan baris-berbaris pasukan karaton dengan iringan gamelan monotonik sepanjang pertunjukan.
Iringan berasal dari suara bendhe (3 nada), kecrek, dan bedhug/dhodhog, dan ada kelompok yang menambahnya dengan angklung.
Gerakan tari kelompok reog ini didominasi oleh apa yang disebut “gerak lampah macak”. Gerak lampah macak pada dasarnya adalah peniruan (imitasi) dari gerak lampah macak yang ada pada 10 bregada.
Andi Setiono dkk (dalam Ensiklopedia Yogyakarta, 2002), tarian rakyat merupakan cerminan ekspresi dari masyarakat yang hidup di luar istana atau dari kalangan rakyat biasa.
Tari rakyat bersifat spontan, ekspresi asli masyarakat, yang dibentuk dan digunakan untuk memenuhi kepentingan mereka sendiri. Karena itu, bisa dipahami gerakan baris reog kaprajuritan pada akhirnya juga mesti diolah oleh para pemimpin reog bukan menjadi baris militer, tetapi gerak baris tarian rakyat.