Atasi Permasalahan Sampah, DLH Optimalkan Program Bank Sampah

GUNUNGKIDUL,– Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul menyebut permasalahan lingkungan tak lepas dari persoalan sampah. Setiap harinya produksi sampah baik rumah tangga, wisata dan kategorinya terus bertambah. Edukasi mengenai pengelolaan sampah diberikan oleh pemerintah untuk memberikan kemandirian pada warga dalam penanganan sampah dan mengurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir sampah.

Salah satu upaya atau program yang telah direalisasikan oleh DLH dalam penanganan sampah adalah dengan dioptimalkannya Bank Sampah di setiap padukuhan.

Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul, Eko Suharso mengatakan, di Gunungkidul sendiri produksi sampah per harinya bisa mencapai puluhan ton, bahkan di moment tertentu bisa melebihi jumlah tersebut. Sebagian besar adalah sampah rumah tangga dan sisanya sampah anorganik yang sebenarnya masih bisa didaur ulang.

“Kami optimalkan program kelompok Bank Sampah. Dimana kelompok yang berada di setiap padukuhan mendapatkan pembekalan untuk pemilahan sampah. Yang organik dijadikan kompos sedangkan anorganik kami fasilitasi untuk dijual ke pengepul,” ucap Eko Suharso.

Sebagai contohnya, sampah seperti plasti, kardus, botol, kaca hingga besi setiap bulannya dikumpulkan kemudian di tanggal tertentu dilakukan penimbangan. Dengan kegiatan ini para warga selain mengurangi sampah juga mendapatkan pendapatan tambahan.

Eko menambahkan, saat ini di Kabupaten Gunungkidul terdapat 260 kelompok bank sampah yang setiap bulannya aktif. Kemudian ada kelompok TPS3R ada beberapa yang juga aktif mengelola sampah rumah tangga di wilayah mereka beroperasi.

“Ada TPS3R yang cakupannya hanya di kalurahan. Mereka mengelola sampah-sampah hasil produksi rumah tangga kemudian juga dipilah baru nanti dibuang ke TPA,” jelasnya.

Dengan program-program demikian mampu mengurangi beban pembuangan sampah ke TPA secara langsung. Produksi sampah pun juga dapat ditekan.

Salah satu pengurus bank sampah di Kalurahan Semanu, Ismiharyati mengatakan, baru selama 1 tahun ini warga di Padukuhan Pragak aktif di bank sampah. Ada kader tersendiri yang setiap sebulan sekali melakukan penimbangan sampah yang disetor oleh warga.

Manfaatnya pun mulai dirasakan oleh warga sekitar. Mulai dari sampah-sampah kertas, botol dan lainnya yang berkurang serta mendapat uang tambahan. Menurutnya, sebenarnya bisa saja langsung dijual ke tukang atau pengepul namun dengan kelompok ini juga untuk pemberdayaan warga sekitar.

“Manfaatnya alhamdulillah luar biasa, tumpukan sampah di rumah-rumah warga khususnya yang anorganik berkurang. Mereka juga dapat tambahan uang belanja dari penjualan sampah-sampah itu,” ucap dia.

“Kalau system di kami, uang dari penjualan sampah ini ditabung dulu jadi setiap menjelang idul fitri baru dibagikan. Ternyata jumlahnya lumayan, ada yang dapat puluhan ribu, ratusan, bahkan sampai 1 juta lebih,” tutupnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *