GUNUNGKIDUL,– Sebagai upaya untuk menjaga keamanan dan ketertiban dalam pelaksanaan Pilkada Gunungkidul, KPU bersama dengan organisasi masyarakat dalam segala bidang menggelar deklarasi Pilkada Damai. Hal ini sebagai bentuk komitmen nyata menjaga kondusif.
Ketua KPU Gunungkidul, Asih Nuryanti mengatakan, belum lama ini KPU Gunungkidul menggelar deklarasi Pilkada Damai dengan ormas keagamaan dan tokoh agama di Kabupaten Gunungkidul. Hal ini dilakikan sebagai komitmen untuk menjaga kerukunan umat beragama serta meningkatkan partisipasi pemilih melalui berbagai ruang keagamaan. Selain itu juga untuk mensukseskan pelaksanaan Pilkada 2024.
“Sebagai bentuk untuk menjaga agar tidak terjadi perpecahan di masyarakat,” terang Asih.
Kepala Kemenag Gunungkidul, Sya’ban Nuroni mengatakan, mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh KPU dalam menjaga kerukunan umat beragama selama Pilkada berlangsung. Tokoh agama memiliki peranan penting dalam menekan dan meredam hal-hal yang sensitif berkaitan dengan agama dan politik.
“Kami berharap Pilkada ini dapat berjalan dengan aman dan damai, serta tetap menjaga kerukunan di antara umat beragama,” ucap Sa’ban.
Sementara itu Ketua KNPI Gunungkidul, Heri Santoso mengatakan, pihaknya memiliki peranan aktif untuk menuju terselanggaranya Pilkada Gunungkidul 2024 yang damai. Berbagai upaya dilakukan oleh forum ini untuk memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya pemuda agar lebih paham atau melek politik.
“Pada prinsipnya kami mendukung dan mengapresiasi kegiatan deklarasi Pilkada Damai yang diinisiasi oleh Polda DIY maupun Polres Gunungkidul ini,” ucap Heri Santoso usai acara di Lapangan Sudirman, Giriharjo, Panggang.
Upaya yang dilakukan oleh KNPI untuk sosialisasi Pilkada Damai dengan memperbanyak forum-forum perjumpaan dengan pemuda yang tergabung di 35 organisasi kepemudaan di bawah KNPI. Termasuk dengan melakukan pendekatan dan memberikan edukasi untuk para pelajar khususnya pemilih pemuda.
“Sosialisasi sudah mulai kami lakukan yaitu dengan memberikan penyadaran mengenai pentingnya penggunaan hak pilih. Yang perlu digaris bawahi yaitu meskipun berbeda pilihan harus tetap saling menghargai dan menghormati,” imbuhnya.
Dalam menentukan pilihan, tentunya masing-masing individu memiliki pertimbangan dan sudut pandang yang berbeda. Entah mengenai visi misi, komitmen membangun Gunungkidul dan laon sebagainya.
“Tentu perbedaan pilihan adalah hal yang wajar. Nah ini yang harus kami tekankan adalah saling menghargai, jangan sampai karena perbedaan pilihan kemudian terjadi gesekan dan justru menciderai terselenggaranya Pilkada yang aman dan damai,” paparnya.
“Memilih ridak hanya sekedar wani piro saja. Namun ada argumennya sendiri. Prinsip mari sama-sama menjaga kondusifitas daerah dari perpecahan, sehingga terselenggara Pilkada Damai,” tandas Heri.