GUNUNGKIDUL,— Kekeringan mulai dirasakan sebagian warga di Kabupaten Gunungkidul. Merespon kondisi ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul mulai menyalurkan bantuan droping air bersih ke warga untuk mencukupi kebutuhan air bersih.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul, Sumadi mengatakan, sampai pertengahan Juni 2024 ini terdapat 3 kalurahan yang melaporkan dampak kekeringan ke BPBD Gunungkidul dan mengajukan permohonan untuk dilakukan droping air.
“Data sekarang ini ada tiga wilayah tersebut yaitu Kalurahan Girisuko, Kapanewon Panggang; kalurahan Giripanggung dan kalurahan Tepus, Kapanewon Tepus,” kata Sumadi.
Sebanyak 64 tangki air bersih kepada warga terdampak kekeringan di tiga kalurahan tersebut. Jumlah terdampak kekeringan ini masih akan terus bertambah. Di awal kemarau ini memang masih sedikit yang mulai melakukan permintaan droping, dimungkinkan karena warga masih memiliki persediaan air bersih di bak-bak penampungan. Selain itu juga membeli air secara mandiri.
“Puncak kemarau diprediksi akan terjadi pada bulan Agustus mendatang,” imbuh dia.
Adapun tahun 2024 ini BPBD menyiapkan anggaran sebesar Rp 300 juta untuk penanggulangan kekeringan. Anggaran tersebut mampu untuk menyalurkan 1000 tangki air bersih ke wilayah terdampak kekeringan.
Selain BPBD, di beberapa kapanewon juga bisa melakukan pengadaan air bersih untuk droping, sebab kapanewon ini juga menganggarkan penanggulangan kekeringan. Diantaranya yaitu Purwosari, Panggang, Paliyan, Tanjungsari, Tepus, Rongkop, dan Girisubo. Namun anggaran di kapanewon saat ini belum digunakan sehingga bantuan droping air dari Panggang dan Tepus sementara masuk ke BPBD Gunungkidul.
“Anggaran droping air dari kapanewon rerata digunakan di bulan Juli,” imbuh dia.
Sementara itu, Panewu Tepus, Subiyantoro mengatakan, sejak bulan lalu warga di Kapanewon Tepus memang sudah kesulitan untuk mendapatkan air bersih karena kemarau ini. Warga harus membeli air untuk mencukupi kebutuhan mereka. Adapun data yang terlaporkan, Menurut Subiyantoro secara keseluruhan wilayah Tepus sudah mengalami kekeringan.
“Semua (lima) kalurahan sudah melaporkan ke kami bahwa warga kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Maka dari itu, ada 2 kalurahan yang mengajukan permohonan droping ke BPBD,” ucap Subiyantoro beberapa waktu lalu saat dikonfirmasi.
“Untuk droping dari kapanewon dilakukan di bulan Juli karena penganggarannya di bulan tersebut,” pungkas dia.