Gunungkidul,– Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul terus menggencarkan program inseminasi buatan mengingat program ini tingkat keberhasilannya cukup tinggi. Tahun 2023 lalu misalnya, 14.671 ekor anak sapi lahir dari program tersebut.
Kepala Bidang Bina Produksi, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Suyanto mengatakan, tahun 2023 lalu ada sebanyak 35.000 sapi betina produktif menjadi sasaran program Inseminasi buatan dan kelahiran anak sapi atau pedet sebanyak 14.671 ekor.
“Tahun 2023 total ada 16.679 ekor kelahiran anak sapi, 2.008 ekor ini lahir secara alami,” kata Suyanto.
Untuk keberhasilan program ini, tentu tidak hanya melakukan satu kali percobaan inseminasi. Namun ada beberapa kali proses inseminasi. Tahun 2024 ini, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan menargetkan 30.000 ekor sapi betina diberlakukan program Inseminasi buatan.
“Petugas puskeswan lah yang kami persiapkan untuk melakukan program tersebut di lapangan,” sambung dia.
Suyanto menjelaskan, program inseminasi buatan ini dikatakan berhasil apabila tidak adanya tanda-tanda birahi terhadap sapi betina. Lalu, selama dua bulan setelah itu, pihaknya akan melakukan pemeriksaan kebuntingan terhadap sapi betina.
Kepala DPKH Gunungkidul, Wibawanti Wulandari mengatakan, atas program inseminasi tersebut setiap bulannya ada ratusan bahkan ribuan sapi yang melahirkan. Di bulan Mei ini misalnya, 2.217 ekor anak sapi telah lahir.
Ada lima wilayah di Kabupaten Gunungkidul yang dapat menghasilkan pedet dengan jumlah yang banyak, diantaranya Kapanewon Ponjong dengan 1.795 ekor, Patuk 1.455 ekor, Tanjungsari 1.300 ekor, Semanu 1.734 ekor, dan Saptosari dengan 1.437 ekor.
Selain itu, dukungan produktivitas peternakan di Gunungkidul juga dilengkapi dengan program perbaikan reproduksi sapi melalui program kerjsa sama dengan Jepang Internasional Corporation Agency (JICA). Program ini dinilai punya peran yang penting.