rinding gumbeng

Mengenal Rinding Gumbeng, Alat Musik Tradisional Gunungkidul

Gunungkidul,– Kabupaten Gunungkidul kaya akan budaya dan peninggalan bersejarah. Salah satunya adalah alat musik Rinding Gumbeng yang berasal dari Kalurahan Beji, Kapanewon Ngawen. Alat music ini hanya dimiliki oleh Gunungkidul dan hingga saat ini masih terus dilestarikan.

Pemerintah daerah hingga secara nasional pun mengakui alat music yang terbuat dari bambu ini. Bahkan pengakuan secara nasional ini dibuktikan dengan diterbitkannya Surat Keterangan ditetapkannya Rinding Gumbeng sebagai Warisan Budaya Tak Benda dari Kabupaten Gunungkidul.

Rinding Gumbeng adalah alat music yang sering dimainkan oleh masyarakat Kalurahan Beji, Kapanewon Ngawen setelah panen raya tiba. Jaman dulu, masyarakat selalu mengarak hasil panen mereka keliling kampung sembari memainkan alat music tersebut. Adapun memainkan alat music ini dimaksudkan untuk memanggil Dewi Sri yang dianggap sebagai Dewi Kesuburan dengan harapan hasil panen menjadi berkah dan terus berlimpah.

Seiring dengan berkembangnya waktu, Rinding Gumbeng juga dimainkan dalam segala kegiatan. Termasuk acara Sadranan di Hutan Wonosadi yang memiliki mitos tersendiri di daerah tersebut. Sadranan merupakan upacara tradisi sebagai bentuk ucapan terima kasih atas berkah yang didapat selama satu tahun.

Adapun Rinding Gumbeng ini biasanya dimainkan oleh beberapa orang. Pemain selain memainkan rinding juga membawa gumbeng untuk dimainkan. Sering juga ada yang penyanyi yang menyanyikan syair-syair jawa.

“Alat music ini dimainkan secara berkelompok,” kata Purnawan Widayanto beberapa waktu lalu.

Tahun 17 Agustus 2022 lalu, kelompok Rinding Gumbeng dari Kalurahan Beji, Ngawen bersama dengan tim dari Kundha Kabudayan Gunungkidul tampil menghibur para tamu undangan Upacara Kemerdekaan di Istana Negara. Tentu hal ini menjadi sebuah hal yang istimewa dan membanggakan bagi warga Gunungkidul.

Pegiat kesenian tradisional Gunungkidul, Purnawan Widayanto mengatakan Rinding Gumbeng merupakan alat music yang terbuat dari bambu yang digunakan oleh masyarakat Gunungkidul pada ratusan tahun silam. Adapun penggunaannya dengan cara ditiup.

“Tahun 2022 lalu setelah belum lama ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda secara nasional kami mendapatkan kabar baik untuk turut tampil di Istana Negara. Dan tentunya disambut baik oleh kelompok dari Beji Ngawen yang hingga sekarang masih terus melestarikan alat music ini,” sambung dia.

Dengan adanya pengakuan secara nasional ini diharapkan Rinding Gumbeng asal Gunungkidul semakin dilestarikan oleh masyarakat da nada regenerasi pemainnya. Kekayaan intelektual ini juga diharapkan menjadi salah satu magnet untuk menarik wisatawan di Gunungkidul.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *