GUNUNGKIDUL, — Keberhasilan pencegahan stunting tidak terlepas dari kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak, diantaranya lintas sektor dan mitra pembangunan kesehatan. Untuk itu, dalam rangka mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat untuk pencegahan stunting, Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul menggelar koordinasi bersama banyak pihak, Senin (22/4) di Ruang Pertemuan Hotel Cyka Raya, Baleharjo, Wonosari.
Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018 menunjukkan prevalensi anemia pada remaja cukup tinggi yaitu 32%. Data ini disampaikan Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul dalam pembukaan pertemuan.
“Remaja putri yang mengalami anemia, berisiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi stunting. Untuk itu, remaja putri disarankan minum Tablet Tambah Darah.” tambahnya.
Dalam pertemuan yang dihadiri 27 peserta perwakilan OPD terkait, Kepala Puskesmas, Kepala Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah dan mitra pembangunan kesehatan lainnya ini, disampaikan fakta bahwa meskipun proporsi remaja putri yang memperoleh Tablet Tambah Darah mencapai 76,2 %, namun hanya 1,4 % yang mengonsumsi Tablet Tambah Darah sesuai anjuran. Data ini disampaikan oleh Ketua DPC Persagi Gunungkidul, Arinto Hadi, M.Gizi dalam materi pertama mengenai Gambaran Keadaan Gizi Remaja di Indonesia.
Melihat masih rendahnya kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah pada remaja putri, Kementerian Kesehatan dan UNICEF menginisiasi kegiatan Aksi Bergizi yang diharapkan dapat dilaksanakan berkesinambungan. Perihal peroalan ini disampaikan Tenaga Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Ahli Muda Dinas Kesehatan DIY, Subekti, S.SiT, dalam materi kedua mengenai Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan Aksi Bergizi.
“Rangkaian kegiatan Aksi Bergizi bisa meliputi senam bersama, sarapan bersama, minum Tablet Tambah Darah bersama dan edukasi gizi. Kegiatan ini mudah dilakukan dan tanpa biaya. Saat sarapan bersama, siswa diwajibkan membawa bekal dan Tablet Tambah Darah dapat diperoleh gratis di puskesmas. Sekolah diharapkan dapat menentukan 1 hari dalam seminggu untuk melaksanakan Aksi Bergizi.” terang Subekti.
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat, dr. Trianawati, M.P.H menyampaikan, dalam sesi diskusi bahwa stok Tablet Tambah Darah di Puskesmas mencukupi untuk seluruh remaja putri di Kabupaten Gunungkidul selama 26 minggu.
Adapun mengenai materi ketiga, yakni Penyelenggaraan Sekolah Sehat di Madrasah disampaikan oleh Pengawas Madrasah Tingkat Tsanawiyah, Drs. Sugeng Wibowo, M.Pd.I. Selanjutnya, dalam penyusunan Rencana Tindak Lanjut yang dipandu oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, dr Diah Prasetyorini, M.Sc.
Berikutnya disepakati bahwa sekolah bersama Puskesmas yang diundang akan melaksanakan kick off Aksi Bergizi pada Bulan Mei sekaligus memperingati Hari Pendidikan Nasional. Kesepakatan ini menandai akhir dari pertemuan koordinasi ini. Dengan kegiatan Aksi Bergizi diharapkan terbentuk perilaku hidup bersih dan sehat di kalangan remaja khususnya tentang pentingnya aktivitas, gizi remaja, serta mencegah anemia pada remaja putri. Aksi Bergizi diharapkan mendukung pencegahan stunting secara nasional.