Tiga Varietas Bawang Lokal Gunungkidul Yang Dikembangkan Petani

GUNUNGKIDUL,- Tiga varietas bawang lokal Gunungkidul beberapa waktu lalu mendapat pengakuan dari Kementerian Pertanian RI. Dengan adanya pengakuan ini diharapkan dapat meningkatkan minat petani untuk membudidayakan dan mengembangkan varietas asli Bumi Handayani.

Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan, tiga varietas bawang local Gunungkidul adalah bawang putih Lumbu Putih Handayani, bawang merah Saptosari, dan bawang merah Banyubening. Menurutnya belum banyak petani yang mengembangkan 3 jenis bawang lokal ini, padahal masih-masing memiliki keunggulan tersendiri.

Ia menjelaskan, bawang putih Lumbu Putih Handayani misalnya, varietas jenis ini tahan penyakit dan cocok dikembangkan di dataran rendah, berbeda dengan bawang jenis lain yang harus di dataran tinggi, keunggulan lain dari tanaman ini adalah meski ukurannya kecil, namun aroma dan rasanya lebih kuat jika dibandingkan dengan bawang putih impor. Harganya per kilo sekitar Rp 80.000.

“Bawang ini adalah bawang dataran rendah. Bawang putih Gunungkidul ini rasanya lebih kuat,” kata Raharjo Yuwono.

Adapun saat ini baru beberapa petani yang menanam varietas tersebut yaitu di Kalurahan Logandeng Kapanewon Playen, Karangrejek Kapanewon Wonosari, dan Kemadang Kapanewon Tanjungsari dengan total luas lahan sekitar 1,5 hektare. Masa tanam tanam bawang putih relatif panjang jika dibandingkan dengan komoditi jenis lain yaitu 100 hari sampai dengan 110 hari.

“Untuk produksinya sekitar 2 ton per hektar nya. Selama ini untuk pemasarannya sendiri masih local juga,” jelas dia.

Sedangkan bawang merah varietas Banyubening merupakan bawang lokal yang selama ini ditemukan di Banyu Bening, Kalurahan Bejiharjo, Kapanewon Karangmojo. Selama ini pengembangnya baru di sekitar wilayah itu saja. Varietas Saptosari juga memiliki karakteristiknya hampir sama dengan varietas Banyubening. Keunggulannya, rasa dari bawang ini lebih kuat dibandingkan dengan bawang jenis lain.

“Pengakuan ini diharapkan menjadi keuntungan tersendiri bagi Gunungkidul. Sehingga varietas lokal yang dimiliki dapat diketahui dan dikenal oleh petani lokal maupun daerah lain, serta memberi efek kemajuan bagi ekonomi para petani,” tutupnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *