GUNUNGKIDUL,– Angka Kematian Ibu (AKI) pada saat hamil dan melahirkan masih menjadi perhatian tingkat nasional sebab jumlahnya yang masih tinggi di beberapa daerah. Pemerintah terus mengupayakan realisasi sejumlah program untuk menekan dan mengantisipasi temuan kasus kematian ini. Tak terkecuali di Kabupaten Gunungkidul yang juga berupaya menekan angka kematian ibu.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengungkapkan, kasus AKI masih terus ditemukan setiap tahunnya. Menurutnya ada beberapa hal diantaranya ibu hamil mengalami pendarahan, memiliki penyakit jantung dan hipertensi, serta beberapa penyebab lainnya yang patut diwaspasai.
“Di bidang kesehatan disebut angka kematian ibu (AKI) yaitu kematian ibu saat hamil dan melahirkan sampai nifas. Penyebabnya beragam itu, pendarahan dan penyakit yang diderita ibu hamil seperti jantung, hipertensi,” tutur Dewi Irawaty.
Pihaknya mewajibkan para ibu hamil selalu memeriksakan diri selama kehamilannya. Dengan harapan kondisi bayi dan ibu hamil dapat terus dipantau.
“Ini yang menjadi penting (periksa), minimal 6 kali periksa selama kehamilannya tersebut. Tujuannya tentu banyak, untuk mengecek bagaimana kondisi dan tumbuh kembang bayi di dalam perut. Serta kondisi ibu hamil serta penangananya kedepan agar tidak terjadi fatalitas saat hamil maupun melahirkan,” imbuh dia.
Untuk menekan dan mengantisipasi AKI yang tinggi setiap tahunnya, pemerintah kabupaten melalui Dinas Kesehatan berupaya menyiapkam sarana prasarana yang memadai untuk pelayanan ibu hamil dan menyusui. Pihaknya juga berkolaborasi dengan bidan, perawat dan kader-kader kesehatan untuk menggencarkan program ibu hamil sehat.
“Sumber daya manusia yang kompeten juga dibutuhkan untuk mensukseskan program pemerintah dalam menekan AKI,” jelasnya.
Berkaitan dengan program ibu hamil sehat ini, telah direalisasikan sejak beberapa waktu lalu. Disarankan ibu hamil menjaga asupan gizi dan berat badan, kondisi tubuhnya, kemudian ditambah juga mengkonsumsi tablet tambah darah secara rutin. Jika diperlukan ibu hamil bisa mengikuti kelas ibu hamil minimal empat kali. Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil juga diberikan untuk pemenuhan gizinya.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Gunungkidul, jumlah AKI sendiri terus mengalami masih fluktuatif di setiap tahunnya.Seperti pada tahun 2022 silam, terdapat 4 kasus kematian ibu melahirkan. Kemudian di tahun 2023 ada 5 kasus, dan di 3 bulan pada 2024 ini tercatat sudah ada 2 kejadian AKI.
“Harapannya dengan sejumlah program yang dilakukan pemerintah bisa berdampak pada menurunnya kasus AKI di Gunungkidul,” pungkas Dewi.