Konon nama Berkat Berasal dari bahasa Arab barokah-berkah yang mengandung kebaikan. Di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Berkat berarti makanan yang mengandung kebaikan karena sudah didoakan. Masyarakat tradisional Gunungkidul meracik berkat berupa ketan, kolak, apem, dan nasi golong. Lauknya entho-entho yakni telur dadar tipis diris kecil-kecil, gebingan atau kelapa muda diiris-iris tipis kecil dan digoreng, kacang tanah digoreng. daging lembu diris kecil- kecil dan digoreng.
Selanjutnya nasi wajar disebut juga sega jawa, lauk-pauknya terdiri dari: pindang kluwih, yang diberi campuran bagian dalam lembu düris kecil-kecil dibungkusi kecil-kecil supaya tidak bercampur dengan kluwih. Sebungkus berisi 1-2 iris kecil. Entho-entho, kacang tanah goreng, telur dadar tipis satu iris, sambal goreng krecek, acar campur, tomis buncis, mihun goreng, daging lembu dimasak bistik, atau terik semur campur atau cap jae goreng, rempeyek kacang tanah, rempeyek kedelai, rempeyek gereh, telur pindang, krupuk dan buah pisang raja satu sisir.
Lalu Nasi gurih dan ingkung ayam jantan dimasak dengan bumbu lembaran semacam opor. Ayam jantan diusahakan yang wiring kuning atau putih mulus. Lauknya sambal pecel, sambal pencok, lalapan mentahan berupa kobis diiris-iris halus, mentimun, kecambah, kemangi, petai, jengkol, rambak goreng sebagai kerupuknya. Pisang raja satu tangkep sebagai sanggan, jajan pasar selengkapnya, kembang telon yakni mawar, melati, kenanga serta kemenyan. Lima macam bubur: merah, putih, baro-baro dari tepung bekatul separo putih separo merah.