Asal Usul Karangmnojo

Karangmojo merupakan salah satu Kapanewon dari 18 Kapanewon di Kabupaten Gunungkidul yang terletak paling ujung barat-utara dengan batas wilayah: di sebelah utara: Semin, Timur: Ponjong. Selatan: Semanu, Barat: Wonosari.
Dinamakan karangmojo, karena memiliki kaitan erat dengan Kerajaan Majapahit. Alkisah Ki Suromedjo dan keluarganya merupakan wangsa Kerajaan Majapahit yang membuka daerah yang kini dikenal dengan nama Karangmojo.
Ki Suromedjo, memiliki 4 orang anak, yaitu Ki Pontjosadewo, Ki Mintowijoyo, Ki Pontjobenawi dan Ki Poncodirjo. Karena konflik di Kerajaan Majapahit sampai pada puncaknya, Ki Suromedjo keluar dari istana dan sampai di sebuah Kalurahan yang bernama Ponggangan. Dari Ponggangan, Ki Suromedjo pindah ke daerah yang banyak ditumbuhi pohon maja sehingga daerah tersebut dinamakan Karangmojo. Di tempat ini, Ki Suromedjo mendirikan permukiman yang lambat laun bertambah ramai oleh beberapa pendatang.
Keramaian permukiman akhirnya sampai pula di telinga Sultan Amangkurat Amral, penguasa Kerajaan Mataram yang kala itu masih berkedudukan di Kartasura. Sultan Amangkurat Amral kemudian mengirimkan utusan bernama Senopati Ki Tumenggung Prawiropekso untuk menemui Ki Suromedjo. Senopati Ki Tumenggung Prawiropekso memberitahukan bahwa sebaiknya Ki Suromedjo meminta izin pendirian permukiman kepada Sultan Amangkurat Amral karena daerah tersebut termasuk ke dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram.
Akan tetapi, permintaan Sultan Amangkurat Amral ditolak oleh Ki Suromedjo. Terjadilah perang yang dimenangkan oleh pasukan dari Sultan Amangkurat Amral. Dalam perang tersebut Ki Suromedjo gugur bersama dengan ketiga anaknya, yaitu Ki Pontjosadewo, Ki Mintowijoyo dan Ki Pontjobenawi, sedangkan seorang anaknya masih hidup. Anak ini bernama Poncodirjo.
Status daerah Karangmojo pada khususnya dan Gunungkidul pada umumnya yang telah berintegrasi di bawah kekuasaan Kerajaan Mataram kemudian diserahkan kepada Poncodirjo untuk dipimpin. Mulailah Poncodirjo memimpin daerah Gunungkidul sebagai bupati yang bergelar Mas Tumenggung Poncodirjo.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *