Tradisi sedekah laut atau nyadran di Gunungkidul diupayakan dapat menjadi agenda wisata daerah. Agenda rutin tahunan ini diharapkan bisa membantu melestarikan tradisi dan dapat menjadi daya tarik wisata.
Panewu Tanjungsari Edy Sedono mengatakan, tahun ini nyadran digelar empat hari lalu di kawasan Pantai Baron, Kemadang, Tanjungsari. “Sedekah laut sudah menjadi tradisi turun temurun warga kami,” kata Edy Sedono belum lama ini.
Tidak hanya melibatkan masyarakat setempat, event ini juga melibatkan pelaku seni, budaya, hingga pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). Karena setiap kali dilaksanakan sedekah laut, akan dibanjiri pengunjung. Tidak berlebihan, jika ke depan acara serupa kembali digelar. “Karena memang setiap tahun kami selalu menggelar ritual sedekah laut,” ujarnya.
Menurutnya, tradisi nyadran diawali dengan kirab ratusan warga membawa seserahan hingga sesajen dari hasil bumi yang dipikul. Bentuknya didesain menarik sehingga mencuri perhatian pengunjung. Seluruh seserahan dan sesajen dibawa ke panggung untuk didoakan terlebih dahulu. Barulah kemudian kembali diarak menuju tepi pantai menggunakan perahu milik nelayan setempat. “Untuk dilarung ke tengah laut,” bebernya.
Edy menyebut, ritual sedekah laut dapat diartikan sebagai bentuk ucapan syukur warga atas berkah yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa. Dia berharap, tradisi nyadran terus lestari dan dapat dikolaborasikan menjadi atraksi wisata. “Sebagai atraksi wisata, adat tradisi bisa menarik para wisatawan sekaligus sebagai bentuk pelestarian,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto berharap, ada sinergi lintas sektor agar tradisi sedekah laut bisa dijaga dan diangkat sebagai daya tarik wisata. Apalagi tradisi nyadran sudah menjadi kearifan lokal warga setempat. “Tradisi sedekah laut menjadi bagian dari keistimewaan kita yang harus terus dilestarikan,” kata Heri.