Pantai Ngungap, Terkenal Sejak Ratusan Tahun Lalu 

Salah satu kawasan tebing pantai yang jarang diketahui wisatawan yakni kawasan Tebing Ngungap di Kalurahan Pucung, Kapanewon Girisubo.
Tebing yang alami, belum banyak bangunan membuat suasana cukup nyaman bila berada di atas tebing pantai Ngungap. Untuk menuju ke sana jika dari Kota Yogyakarta, langsung menuju kota Wonosari. Lalu dilanjutkan ke arah pantai Sadeng. Setelah tiba di Pasar Girisubo, lurus saja terus ikuti jalan. Beberapa ratus meter jalan rusak dan sampailah ke tebing Ngungap. Tidak ada tiket masuk, karena memang belum dikelola oleh pemkab.
Persiapkan bekal dulu sebelum ke sana, karena memang tidak ada penjual makanan di sekitar tebing laut Ngungap. Saat sampai, kawasan tergolong jarang didatangi wisatawan ini terdapat bangunan pendopo yang sudah rusak parah, dan ditumbuhi ilalang. Berjalan ke kanan atau arah barat, akan melalui tumbuhan khas pantai seperti pandan, dan setelah itu hamparan kawasan laut terbuka. Jika melihat kanan dan kirinya terdapat tebing-tebing yang indah disertai suara ombak menghantam karang.
Nah, setelah puas melihat sisi barat tebing, bisa melihat sisi timur kawasan pantai Ngungap, Melalui jalan menurun sebelah timur pendopo, pengunjung akan dibuai oleh keindahan tebing dan lautan. Informasi yang didapat, kawasan tersebut pernah dilukis oleh  Franz Wilhelm Junghuhn tahun tahun 1856. Dia merupakan seorang naturalis, doktor, botanikus, geolog dan pengarang berkebangsaan Jerman lalu kemudian pindah ke Belanda. Dokumentasi karya lukisannya berjudul ‘Sudkuste Ostwarts von Rongkop’
Lurah Pucung Estu Dwiyono mengatakan, kawasan tersebut belum dikomersilkan untuk wisata. Selama ini banyak dimanfaatkan untuk kegiatan memancing melalui tebing atau rock fishing.
Dulu pernah dibangun untuk diambil sarang walet. Tetapi sejak 6 tahun terakhir tidak ada lagi,
Dengan keindahan yang dimiliki, pihaknya sudah berencana mengembangkan kawasan sebagai salah satu destinasi wisata. Rencananya akan mengajukan anggaran melalui dana keistimewaan untuk mengembangkan kawasan tersebut.
Perlu diketahui, kawasan tebing laut Ngungap masuk dalam rencana Induk Pariwisata Kabupaten. Hingga kini belum dikembangkan karena awalnya digunakan untuk pengembangan walet.
Memang belum ada retribusi, sehingga belum ada fasilitas untuk wisatawan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *