Berikan Ruang Pemasaran, Produk Makanan UMKM Gunungkidul Kini Dipajang di Indomaret

Produk olahan makanan yang dikembangkan oleh UMKM-UMKM di
Kabupaten Gunungkidul saat ini sangat beragam. Data yang ada di Dinas Perdagangan Kabupaten
Gunungkidul ada ribuan usaha rumahan yang dijalankan oleh warga Gunungkidul. Dalam kondisi
perkembangan yang cukup positif ini, UMKM-UMKM Gunungkidul sendiri masih terkendala pemasaran
produk. Pasar dari produk UMKM Gunungkidul sendiri sebagian besar masih sangat terbatas sehingga
berimbas kepada omset yang tak terlalu besar.
Sejumlah upaya dilakukan berbagai pihak untuk menggenjot pemasaran produk olahan makanan ini.
Salah satu yang tengah dilaksanakan oleh Dinas Perdagangan Gunungkidul adalah menjalin kerjasama
dengan toko jejaring Indomaret. Belasan gerai Indomaret di Gunungkidul telah memajang produk
UMKM Gunungkidul.
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengatakan bahwa dengan adanya gerai di Indomaret yang
menyediakan produk UMKM ini diharapkan dapat membangkitkan semangat para pelaku usaha kecil. Ini
merupakan tahap awal sehingga perlu adanya pelatihan pengemasan dan lainnya agar produk UMKM ini
lebih terlihat menarik dan mampu bersaing dengan produk-produk lainnya.
"Ya ke depan selain produk makanan mungkin bisa melebar ke jenis lainnya. Kalau untuk pengemasan
tentu agar tidak ketinggalan perlu referensi dan pelatihan-pelatihan," terang Sunaryanta.
Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul, Kelik Yuniantoro mengungkapkan, langkah pemkab menjalin
kerjasama dengan toko jejaring ini merupakan sebuah upaya untuk memberikan ruang bagi UMKM
dalam mengembangkan sayap usaha mereka. Dengan dijualnya produk mereka di gerai swalayan jejaring
ini, tentunya akan sangat membantu memasarkan produk.
"Produk yang masuk kurasi memang dipasang di toko jejaring Indomaret. Produk yang dijual di gerai
swalayan sudah diuji kualitasnya, mulai dari kualitas makanan, pengemasan dan perizinannya lengkap,"
papar Kelik Yuniantoro.
Ada belasan UMKM dengan 27 jenis olahan makanan yang dipasarkan di gerai Indomaret yang tersebar
di Gunungkidul. mulai dari peyek, olahan makanan lainnya, coklat, kacang dan lain sebagainya. Tentunya
tidak hanya warga lokal saja yang bisa membeli dan menikmati, namun orang luar daerah yang tengah
belanja di toko jejaring dapat membelinya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, pihaknya terus berproses dan fokus dalam pemasaran ini, pelatihan dan
pendampingan diberikan oleh pemerintah dan pihak indomaret. Diharapkan pula pada tahun depan,
jumlah produk dan UMKM yang dipasarkan di toko jejaring dapat bertambah.
“Untuk olahan makanan itu yang paling banyak dicari sebenarnya, untuk oleh-oleh para wisatawan yang
ke Gunungkidul,” imbuh dia.
Salah satu olahan makanan yang khas Gunungkidul yang banyak dicari oleh wisatawan untuk oleh-oleh
mulai dari tiwul, peyek dan serta makanan ekstrim misalnya belalang goreng dan lain sebagainya. Selama
ini banyak yang ibu-ibu rumah tangga yang memproduksi peyek untuk dijual di berbagai toko oleh-oleh,
indomaret serta dipasarkan secara online.
Seperti halnya yang dilakukan oleh Indarti, warga Kapanewon Wonosari ini. Sejak tahun 2000 an lalu ia
bersama dengan keluarganya menggeluti usaha mikro kecil dan menengah dalam bidang produksi peyek

yang banyak diminati oleh wisatawan maupun masyarakat lokal pada umumnya. Usahanya ini ternyata
berkembang lumayan pesat, hampir setiap hari ia membuat peyek dan laku dipasaran.
Ada beragam jenis peyek yang diproduksi mulai dari peyek kacang, peyek kedelai, peyek teri, peyek
pedas, peyek kacang hijau, keripik tempe, hingga intip goreng (nasi kering).
“Puji Tuhan untuk penjualan setiap harinya selalu ada baik ke toko kami maupun delivery. Kalau
pengiriman paling jauh ke Papua,” imbuh dia
“Kami sudah sejak tahun 2000 an memproduksi peyek dan sudah mendapatkan izin dari instansi terkait
yang menyatakan olahan makanan kami ini aman dikonsumsi,” tutupnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *