Wayang Wong Gunungkidul

wayang Wong merupakan bentuk perwujudan dari wayang kulit yang diperagakan oleh manusia. Masyarakat Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta sangat menikmati pertunjukan Wayang Orang, baik secara langsung, atau melalui siaran televisi dan radio.
Tiga kelompok seni Wayang Orang di Gunungkidul diantarnya Lestari Budaya asal Planjan, Saptosari, Wayang Orang Kendali Sada asal Wiladeg, Karangmojo dan Jlantur Budi Utomo asal Karangsari, Semin.
Wayang orang ini merupakan refleksi dari wayang kulit. Bedanya, wayang orang ini bisa bergerak dan berdialog sendiri. Fungsi dan pementasan Wayang Orang, di samping sebagai tontonan biasa kadang-kadang juga digunakan untuk memenuhi nadzar. Sebagaimana dalam wayang kulit, lakon yang biasa dibawakan dalam Wayang Orang juga bersumber dari Kitab Mahabarata dan Ramayana.
Kesenian Wayang Orang yang hidup dewasa ini pada dasarnya terdiri dari dua aliran yaitu gaya Surakarta dan gaya Yogyakarta. Pada mulanya merupakan drama tari yang hanya dapat dipentaskan di lingkungan keraton saja.
Menurut sejarah, jenis wayang ini diciptakan kembali oleh Sri Sultan Hamengkubuwono 1 pada akhir tahun 1750-an. Namun pada awal abad 20, mulai berkembang sebagai seni pertunjukan rakyat, yang biasa dipentaskan di suatu gedung tertentu secara tetap atau secara berkeliling oleh kelompok seni yang dimiliki rakyat. Bahkan, pada masa tertentu menjadi lahan bisnis, yang pada masanya pernah mencapai masa keemasan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *