Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terkenal memiliki berbagai macam olahan kuliner ekstrem yang bisa dinikmati. Ambilah sebagai contoh seperti belalang, ulat jati, kelelawar, dan lainnya. Kuliner-kuliner yang tak lazim tersebut menambah daya tarik Gunungkidul sebagai tempat wisata dengan eksotisme tersendiri.
Sri Suparti, seorang warga dari Padukuhan Ngabdirejo, Kalurahan Natah, Kapanewon Nglipar ini adalah salah satu penjual kuliner ekstrem di Gunungkidul. Wanita yang biasa disapa Mbak Iduk ini tengah mengolah menu barunya yaitu tawon goreng.
Tawon baluh atau juga yang sering disebut Tawon Ndas ini sering dianggap berbahaya oleh masyarakat karena tak sedikit orang yang pernah menjadi korban serangan serangga yang memiliki sengat itu. Tawon baluh yang didapat Iduk dari pemberantas tawon di wilayah Klaten ini kemudian diolah menjadi kuliner yang bisa dinikmati.
Iduk menjual tawonnya dengan harga Rp 35.000/ toples ukuran kecil. Sedangkan untuk ukuran besar ia bisa menjual dari harga Rp 50.000 sampai Rp 75.000, tergantung beratnya. Menurut Iduk, rasa tawon ini khas dan berbeda dari olahan kuliner ekstrem lain, seperti ada sensasi manis, padat, dan gurih.
Iduk yang sehari-harinya bekerja sebagai penjual sayur keliling ini mengaku, tawon gorengnya kini mulai banyak peminat. Tapi sayang produksinya sangat bergantung dari bahan baku yang tidak selalu ada setiap waktu. Iduk sendiri memasarkan produknya via media sosial seperti facebook dan berhasil menjual sampai Jakarta dan beberapa kota lain.