Kampung Terpencil di Aliran Bengawan Solo Purba, Terang Terlambat Gelap Lebih Cepat

Sungai Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di Jawa. Pada masa kini, sungai tersebut membentang dari hulu di Kabupaten Wonogiri hingga Gresik, Jawa Timur. Pada masa purba, Sungai Bengawan Solo bahkan membentang hingga Pantai Sadeng di Kapanewon Girisubo, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun lantaran adanya proses alam berupa pengangkatan tektonik pada jutaan tahun silam, aliran yang menuju Pantai Sadeng tak lagi mengalir Sungai Bengawan Solo.
Seiring berjalannya waktu, aliran Sungai Bengawan Solo purba beralih fungsi. Sebagian besar menjadi lahan pertanian, namun ada segelintir pula yang kemudian menjadi pemukiman warga. Padukuhan Wotawati di Kalurahan Pucung, Kapanewon Girisubo merupakan perkampungan yang berdiri di bekas aliran Bengawan Solo purba ini.
Dengan topografi wilayah yang berada di lembah dan dikelilingi perbukitan, kawasan ini memang memiliki keunikan tersendiri. Yang tak ditemukan di daerah lain adalah kampung ini mengalami keterlambatan sinaran matahari saat pagi. Selain itu, pada sore hari, kampung ini juga sudah mulai gelap.
 Saat pagi hari, wilayah Wotawati baru mulai terang terkena sinar matahari pada pukul 08.00 atau 08.30 WIB. Sementara pada sore harinya, kampung tersebut sudah mulai gelap dan tidak tersinari matahari pada pukul 17.00 WIB.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *