Rumah Tradisional Jawa asli berbentuk Joglo saat ini sudah sulit ditemukan di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebab, selama ini banyak bangunan rumah tradisional yang justru dijual oleh pemiliknya lantaran tergiur dengan tawaran harga yang tinggi. Alhasil, joglo-joglo berusia ratusan tahun itu saat ini banyak yang berpindah daerah atau bahkan negara.
Di Gunungkidul sendiri, masih ada beberapa rumah berbentuk Joglo berusia ratusan tahun yang dilestarikan oleh pemiliknya dan pemerintah kabupaten karena nilai sejarahnya. Seperti halnya rumah tradisional milik Suwardi, warga Padukuhan Trengguno Wetan, Kalurahan Sidorejo, Kapanewon Ponjong. Joglo yang sudah berusia hampir 200an tahun itu masih berdiri kokoh dan tetap ia pertahankan. Beberapa waktu lalu, joglo ini sempat ditawar oleh turis Jepang.
Menurut Suwardi rumah yang terletak di pinggir jalan Semanu – Bedoyo ini merupakan peninggalan nenek dan kakeknya. Rumah itu kemudian diwariskan ke orang tuanya. Karena orang tuanya sudah meninggal kemudian rumah berbentuk Joglo di bagian depan dan terdapat bangunan rumah kampung serta limasan di bagian belakang ini diwariskan kepada dirinya.
Selama ini, rumah yang 100 persen konstruksinya dari kayu pilihan ini tersebut ia jaga dan tinggali setiap harinya. Dengan telaten, ia bersama dengan adik perempuannya selalu membersihkan dan membenahi apa yang rusak. Bentuk bangunan ini sendiri tidak pernah ia ubah atau ganti. Semuanya asli sejak ratusan tahun lalu. Ubinnya pun masih sangat tradisional yaitu ubin batu berukuran kecil. Ia sendiri tidak memiliki niatan untuk menjualnya meski ada beberapa orang yang sempat berkunjung untuk melihat dan bahkan mengajukan tawaran.