Tombak Kiai Marga Salurung merupakan pusaka Kabupaten Gunungkidul pemberian dari Raja Yogyakarta, Hamengkubuwono X, saat Perayaan Hari Jadi ke-170 pada Minggu 27 Mel 2001. Sudah menjadi kebiasaan bagi raja Yogyakarta mengucapkan selanat ulang tahun dan doa keselamatan secara simbolik dalam bentuk pusaka sehingga bisa dikenang oleh sejarah.
Tombak pusaka Kiai Marga Salurung memiliki dapur baru cekel, warangka kayu Sanakeling merupakan dawuh agar pejabat pemerintahan di Kabupaten Gunungkidul tetap memiliki tekad utama untuk mencapai cita-cita luhur yang berakar kuat dan selalu membela kepentingan rakyat kecil. Marga artinya jalan, salurung berarti searah setujuan, seia sekata, saiyeg- saeka-kapti. Dengan demikian semua pemimpin dan rakyatnya memiliki sikap yang tunggal mencapai tujuan bersama yakni kesejahteraan lahir batin.
Selanjutnya ialah Kiai Pandoyo Panjul yang merupakan pusaka Kabupaten Gunungkidul berupa tombak. Pusaka ini pemberian dari Raja Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X. yang diserahkan kepada Bupati Gunungkidul, pusaka tersebut dikawal 2 bergada prajurit Kraton Yogyakarta yakni Bregada Ketanggung berbendera Cakraswandana dan Bregada Mantrijero berbendera Purnamasidi.
Kiai Robyong Merupakan pusaka Kabupaten Gunungkidul yang berupa payung songsong. Songsong merupakan jenis bendera ala kraton Jawa yang menyatu dengan pegangannya dan bila dibuka berbentuk payung. Songsong biasanya berhiaskan lambang kebesaran kraton dan apabila sedang digunakan untuk suatu kepentingan akan berhiaskan bunga melati. Songsong bersama tombak biasanya disimpan secara berjajar di pendapa bagian dalam sebagai lambang kebesaran dan kewibawaan.