Jepitu Merupakan Kalurahan yang terletak di Kapanewon Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kalurahan iní mempunyai wilayah dengan luas 1673,4 ha/m². Jumlah penduduk di wilayah ini kurang lebih 4575 orang dengan kepala keluarga sebanyak 1405 KK. Terdíri dari 10 pedukuhan yakni Jepitu, Nglaban, Pelem, Karanglor, Manukan, Pendowo, Senggani, Pudak, Klumpit dan Janganmati.
Kalurahan ini termasuk Kalurahan yang cukup asri, penduduknya pun masih mempercayai dan menerapkan kebudayaan-kebudayaan dari para leluhur mereka. Walaupun begitu masih banyak orang yang tidak mengetahui asal usul Kalurahan iní bahkan banyak orang yang beranggapan bahwa nama Kalurahan iní díambil darí kepanjangan ‘Gejepit Watu’ sedangkan menurut pamong Kalurahan, nama Jepítu berasal darí kata Jejer Pitu.
Konon, leluhur warga Jepitu adalah seorang yang sangat sakti mandraguna bernama Mbah Gustí Wora Wari. Mbah Wora Wari ínilah yang menyelamatkan warga kampung darí banyak serangan. Asal mula kata pitu (tujuh) pun berasal dari legenda iní. Misalnya saat musuh mereka díusir ke pantaí, bahkan saking saktinya mbah Wora Wari mengubah kapal musuh menjadi batu.
Legenda íní terkait dengan beberapa batu karang yang ada di Kedung Prahu Pantaí Wediombo yang dianggap sebagai petilasan. karena beberapa karang yang dianggap bentuknya mírip dengan rangka perahu. Atau kisah lain, tentang kesaktian Mbah Wora Warí merubah 7 buah tongkat menjadi 7 buah pohon Joa. Wit Joa Jejer Pitu (pohon Joa berderet 7) ítulah asal muasal nama Kalurahan Jepítu.
Berkah kesaktían darí Mbah Wora Wari inilah yang kemudían dipercaya menjaga kedamaian dan kemakmuran dí daerah iní. Pada acara rasulan pun, ritual yang díilakukan berhubungan dengan makam keramat Mbah Wora Warí.