Sega Abang merupakan salah satu jenis masakan khas dari wilayah Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Keberadaan jenis masakan ini di masa lalu tentu tidak bisa dilepaskan darí kebiasaan masyarakat setempat sekaligus juga berkaitan erat dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan di wilayah itu.
Sega abang yang berasal dari beras merah merupakan salah satu jenis beras yang dihasilkan oleh wilayah Gunungkidul. Beras abang yang dihasilkan oleh wilayah ini berasal dari jenis tanaman padi gogo atau tanaman padi tadah hujan. Jenis beras merah yang digemari dan populer di wilayah ini adalah jenis beras merah yang bernama mendel. Hampir semua nasi dari padi beras merah memiliki rasa yang lebih tawar daripada nasi dari jenis beras putih.
Kebanyakan nasi dari beras putih memiliki rasa tawar yang agak manis. Oleh karena itu pula nasi dari beras merah atau sega abang kurang cocok bila diberi sayur ataupun lauk yang berasa agak tawar. Orang Gunungkidul bilang bahwa nasi atau sega abang sangat cocok bila diberi sayur atau lauk yang berasa pedas. Jika tidak dengan lauk dan sayur yang pedas, maka bisa dikombinasikan dengan sayur atau lauk yang berasa kuat (manis atau asinnya).
Memang sega abang paling cocok bila disantap dengan kombinasi sayur atau lauk yang berasa agak menyengat. Dengan begitu, maka orang yang menyantap sega abang akan merasakan efek mak nyuss setelah selesai menyantap sega abang.
Kini Sega abang telah menasional. Suguhan atau jenis masakan ini boleh dikatakan dapat dijumpai di berbagai kota di Indonesia. Akan tetapi kurang afdol rasanya jika tidak menyantap di wilayah asalnya dengan koki orang-orang asli di Negeri asalnya pula.