Legenda Babad Alas Nongko Dhoyong di Gunungkidul (Seri 2)

Pembukaan hutan dilakukan oleh Demang Wonopawiro. Ia mengerahkan rakyat Piyaman untuk membantu membuka hutan. Nyi Gadung Mlati membantu secara spiritual. Melihat keberhasilan Demang Wonopawiro ini, Ronggo Puspowilogo, seorang demang dari Seneng, di daerah Siraman, menjadi iri karena dia berharap pada mulanya dialah yang diberi tugas oleh Panji Harjodipuro untuk membuka hutan.
Seiring berkembangnya wilayah, Ibu kota mulai dibangun. Pasar pun didirikan di daerah Seneng. Roro Sudarmi pergi ke Pasar Seneng ditemani oleh pembantunya. Roro Sudarmi pergi tanpa ijin. Raden Puspoyudo, putra Ronggo Puspowilogo, menggodanya. Roro Sudarmi menolak. Puspoyudo jatuh hati kepada Roro Sudarmi.
Roro Sudarmi melarikan diri ke Piyaman. Puspoyudo meminta ayahnya, Ronggo Puspowilogo untuk melamarkan Roro Sudarmi. Roro Sudarmi datang ke tempat Mbok Nitisari yang kebetulan masih saudara ayahnya. Roro Sudarmi menceritakan peristiwa yang terjadi di Pasar Seneng. Roro Sudarmi beserta pembantunya diantar pulang oleh Demang Wonopawiro dan Mbok Nitisari ke Semanu.
Panji Harjodipuro menerima tamu Ronggo Puspowilogo yang melamarkan Roro Sudarmi untuk anaknya. Lamaran Ronggo Puspowilogo belum dijawab dengan alasan banyak yang melamar Roro Sudarmi. Banyak pria yang berkenan ingin melamar Roro Sudarmi. Alkisah, pada waktu itu Demang Wonopawiro dan Mbok Nitisari datang mengantarkan Roro Sudarmi yang sekaligus bermaksud pula untuk melamar Roro Sudarmi. Untuk menyelesaikan masalah ini, Panji Harjodipuro mengadakan sayembara memanah babal (buah nangka yang masih muda) untuk mencarikan jodoh bagi Roro Sudarmi.
Tak luput, Demang Wonopawiro dan Ronggo Puspoyudo mengikuti sayembara itu. Demang Wonopawiro memenangkan sayembara. Demang Wonopawiro lantas memperistri Roro Sudarmi.
Ronggo Puspowilogo marah dan meminta bantuan seorang panji dari Bantul untuk membunuh Demang Wonopawiro. Pertempuran terjadi di dekat Alas Nongko Doyong yang telah dibuka. Puspowilogo dan panji dari Bantul duel melawan Demang Wonopawiro. Untuk itu, Demang Wonopawiro diberi bekal tombak Kyai Muntab oleh Mbok Nitisari. Ronggo Puspowilogo dan seorang panji dari Bantul tewas ditombak Demang Wonopawiro. Demang Wonopawiro diberi hadiah oleh sultan dan dijadikan penasehat para demang.
Panji Harjodipuro yang masih keturunan dari Prabu Brawijaya V, kemudian dinaikkan pangkatnya dari panji menjadi rangga, semacam asisten pemerintahan. Kisah Bubad Alas Nongko Doyong ini sering dipentaskan dalam pertunjukan Kethoprak di Gunungkidul

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *