Kuliner khas Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang tak kalah memikat adalah tempe benguk dan tempe mlanding. Pada dasarnya, kedua jenis tempe ini sama dengan tempe kedelai umumnya. Hanya saja, bahan dasar yang digunakan yang membedakannya, yakni koro benguk dan juga biji mlanding.
Gunungkidul terkenal dengan kawasan yang tandus, sehingga untuk pertanian kedelai yang membutuhkan suplai air yang cukup banyak pun akan kesulitan. Namun alam ternyata juga menyediakan alternatif lain. Bahan pangan berprotein yang dapat dijadikan tempe pun juga tersedia dan cukup melimpah, yakni koro benguk dan biji mlanding tadi.
Masyarakat Gunungkidul pun mengolah bahan pangan yang tersedia di lingkungannya. Hal ini patut diapresiasi dan terus dilestarikan. Yakni perlunya mengembangkan bahan pangan lain, sehingga tidak terpaku pada bahan-bahan tertentu saja, sehingga kebutuhan pangan masyarakat pun dapat terpenuhi. Kembali lagi ke tempe benguk dan tempe mlanding.
Olahan tempe ini juga cukup variatif, yakni dapat diolah menjadi tempe goreng, serta diolah menjadi tempe bacem atau tempe kecap. Santapan ini sangat cocok untuk lauk-pauk maupun teman menyeruput teh hangat dipagi hari bersama dengan keluarga tercinta.