Jenang Dawet, Kuliner Khas Gunungkidul selain Thiwul

Dari sekian banyak kuliner khas Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, nasi tiwul tampaknya masih jadi primadona bagi para wisatawan. Nasi tiwul sendiri merupakan makanan pengganti nasi yang terbuat gaplek (singkong yang dikeringkan).
Selain nasi tiwul, sebenarnya masih banyak kuliner khas Gunungkidul yang sebaiknya dicicipi oleh wisatawan, salah satunya adalah jenang dawet. Ya, jenang dawet merupakan menu sarapan yang digemari oleh masyarakat Gunungkidul. Rasanya yang manis dan lembut, membuat jajanan ini cocok disantap sebelum memulai aktivitas sehari-hari. Meski menjadi kuliner khas Gunungkidul dan memiliki cita rasa enak, entah kenapa reputasinya tidak seheboh nasi tiwul.
Jenang dawet memiliki cita rasa manis yang diolah dari tepung beras, lalu diberi campuran dawet atau cendol. Biasanya, jajanan ini hanya bisa dibeli di sejumlah pasar tradisional. Salah satu warung jenang dawet legendaris di Gunungkidul adalah jenang dawet milik Mbah Dawet. Konon, warung yang terletak di kawasan Taman Bunga Wonosari, tepatnya di Jalan Sumarwi, Wonosari, ini sudah ada sejak tahun 1965.
Berbeda dengan dawet pada umumnya yang berisi santan, juruh, dan cendol, jenang dawet milik Mbah Dawet ini juga dilengkapi dengan jenang ngangrang, bubur sumsum, serta bubur mutiara. Hal ini yang kemudian membuat sensasi rasanya begitu unik dan memanjakan lidah.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *