Fungsi Menhir di Gunungkidul Pada Zaman Megalitikum

Keberadaan situs-situs Megalitikum di Gunungkidul telah menarik ahli-ahli arkeologi sejak zaman belanda. Berulang kali dilakukan penetilian terhadap situs tinggalan zaman Megalitikum di Gunungkidul.
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut dapat diketahui bahwa penguburan dengan peti kubur batu di daerah Gunungkidul sudah dilakukan dengan sistem tertentu.
Material penyusun struktur peti kubur batu adalah batuan kapur yang dibentuk menyerupai papanpapan batu berukuran tebal antara 10-12 cm, panjang 200-225 cm, dan lebar antara 100-125 cm.
Pengerjaan papan-papan batu tersebut dikerjakan sangat halus dan pada bagian pertemuan antara sisi panjang dan lebarnya dibuat dengan takikan (sponingen).
Tiap-tiap kubur batu terdapat patok-patok batu sebagai penguat/penyangga papan batu yang letaknya di sisi bagian luar dengan jumlah dan letaknya yang berbeda-beda antara peti kubur batu satu dengan yang lainnya.
Arah orientasi keletakan peti kubur batu yang masih jn situ sebagian besar berorientasi arah timur-barat sesuai dengan orientasi matahari yaitu simbol dari awal kehidupan dari arah timur.
Prof. Dr. Sumiati AS, mengemukakan bahwa arca menhir tidak dapat dilepaskan dari tradisi megalitik, terutama dengan konsep latar belakang kepercayaan.
 Hal tersebut disebabkan oleh karena di dalam tradisi Megalitik dikenal suatu konsep adanya kehidupan kembali sesudah mati. Atas dasar konsep itu maka dalam masyarakat Megalitikum muncul kebiasaan melakukan pemujaan nenek moyang.
Melalui pemujaan nenek moyang, tradisi megalitik berkeyakinan bahwa hubungan antara yang sudah meninggal dengan yang masih hidup akan tetap terjalin. Selain itu juga bahwa dalam masyarakat megalitikum mengenal suatu tradisi membuat sesuatu, yang dapat digunakan sebagai perantara untuk mengadakan hubungan dengan orang yang sudah meninggal, salah satu hasilnya adalah arca menhir.
Von Heine Gelgern mengemukakan pendapatnya bahwa arca yang mempunyai bentuk sederhana dapat dianggap sebagai perwujudan nenek moyang.
Melihat arca menhir yang ditemukan di daerah Gunungkidul berbentuk sederhana, maka dimungkinkan bahwa arca menhir Gunungkidul diciptakan dengan tujuan sebagai perwujudan nenek h moyang.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *