“Cing – Cing Goling merupakan tradisi tahunan yang cukup unik dari Gunungkidul. Tradisi Cing – Cing Goling merupakan upacara adat yang digelar rutin setahun sekali oleh masyarakat di Kalurahan Gedangan, Kapanewon Karangmojo, Gunungkidul. Tradisi yang dilakukan dengan menggelar aksi teatrikal di tengah sawah.
Kisah Cing – Cing Goling berlatar belakang para prajurit Majapahit yang berhasil melarikan diri setelah kalah perang dari Kerajaan Demak. Teatrikal itu menceritakan tentang kesuksesan prajurit Kerajaan Majapahit untuk mengamankan Nyai Wisang Sanjaya dari serangan perampok.
Aksi kejar – kejaran pun tidak bisa dihindari sehingga tanaman petani rusak lantaran ulah segerombolan perampok yang berusaha merebut perempuan yang diketahui pelarian asal Majapahit, istri Wisang Sanjaya.
Tanah petani yang rusak kemudian dibuat bendungan oleh para prajurit Majapahit sehingga bisa mengairi lahan pertanian menjadi sawah dan membuat warga setempat menjadi semakin sejahtera.
Upacara Cing – Cing Goling digelar di tengah lahan pertanian warga. Belasan orang berlarian menginjak – injak tanaman pertanian. Salah satu adegan, istri Wisang Sanjaya mengangkat kembennya atau dakam bahasa jawa disebut cing – cing saat berlari.
Peran gadis dimainkan tokoh perempuan. Dalam adegan itu, mereka menari sambil bernyanyi Cing… Goling, Cing… Goling, Cing… Goling..
Tanah dan tanaman yang terinjak – injak saat upacara dipercaya warga akan membawa berkah tersendiri.
Selain aksi teatrikal itu, masyarakat di Kalurahan Gedangan biasanya menyiapkan 500 ekor ayam yang akan disembelih untuk perayaan itu. Ratusan ayam itu kemudian dimasak dan dibagikan kepada warga sekitar.
Kegiatan ini mengandung pesan moral agar seluruh warga bisa bergotong – royong agar kerukunan antar warga bisa terjaga.
Tradisi Cing – Cing Goling merupakan wujud rasa syukur dari Tuhan yang Maha Kuasa atas apa yang telah dibuat para leluhur sehingga tanah di tempat itu bisa menjadi subur dan makmur.”